PENGARUH
MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PESTASI BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR
Pendidikan dan
pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai
suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan
pengalaman belajar (Sadirman, 2004). Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya
adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang
tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras,
ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar
pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang
perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan,
pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan
mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha
meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar
dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan
prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.
Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono,
2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu
prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa
perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi
belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam
setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran tertentU (Nashar, 2004:11). Siswa yang
bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar
yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha
dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya.
IPA sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah, dapat memberikan peranan dan pengalaman bagi siswa. Hasil pembelajaran
IPA pun dapat sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa. Baik itu motivasi
internal maupun motivasi eksternal. Pembelajaran IPA dilakukan dengan berbagai
upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar. Dalam hal
belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk
belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan
motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa
dalam belajar, dalam hal ini belajar IPA.
Slameto (2003) mengemukakan
bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam
belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu.
Mohamad Surya (2004)
mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap, pengertian pembelajaran
dapat dirumuskan sebgain berikut: “pembelajaran ialah suatu proes yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamn individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
·Motivasi
Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu.
Menurut
Clayton Alderfer (dalam Nashar,2004:42) Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Koeswara,
1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991; Biggs dan Tefler, 1987 dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2006)
Untuk peningkatan motivasi belajar menurut
Abin Syamsudin M (1996) yang dapat kita lakukanadalah
mengidentifikasiv beberapa indikatorynadalam tahap-tahap tertentu.
Indikator motivasiantara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensikegiatan,
3) Presistensinya pada tujuan kegiatan,4) Ketabahan, keuletan dan
kemampuannya dalammenghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapaitujuan,
5) Pengabdian dan pengorbanan untuk\ mencapai tujuan, 6) Tingkatan
aspirasi yang hendakdicapai dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkatkualifikasi prestasi, 8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
·Prestasi
Belajar
Poerwanto (2007)
memberikan pengertianprestasi belajar yaitu “ hasil yangdicapai
oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”
Selanjutnya Winkel (1997) mengatakan bahwa “prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya” Sedangkan
menurut Nasution, S (1987) prestasi belajar adalah “ kesempurnaan yang
dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat
dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa. (G Hamdu, L Agustina - Jurnal Penelitian Pendidikan, 2011 - jurnal.upi.edu)
Media Belajarmerupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa: pesan, orang, alat, bahan, teknik dan
lingkungan. Menurut
Heinich dkk (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran
komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber
informasi untuk disampaikan kepada penerima pesan. Media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mengaitkan hubungan antara media dengan pesan
dan metode dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan.
Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan
tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengna
menggunakan proses pembelajaran tertentu yang disebut metode. Beberapa
pengertian media menurut para ahli, yaitu:
1.Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
untuk belajar (Miarso, 1989)
2.Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran (Schram, 1977)
3.Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio
visual, termasuk perangkat kerasnya (NEA, 1969)
4.Alat untuk
memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)
5.Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsang untuk belajar (Gagne, 1970)
6.Alat saluran komunikasi (Heinich, 1993)
Media pembelajaran selalu terdiri atas 2 (dua) unsur penting, untuk
penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur
pesanyang dibawanya (message /
software). Dengan demikian perlu diperhatikan, media pembelajaran memerlukan
peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan
tersebut, namun pesan / informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Dengan demikian media pembeljaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan pembelajar sehingga
mendorong terjadinya kegiatan belajar/ suatu alat untuk menyampaikan
informasi kepada peserta didik dengn tujuan untukpembelajaran.
B.TUJUAN DAN PERAN MEDIA PEMBELAJARAN
Tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Dan
tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain :
1.Meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran
2.Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
3.Memberikan
arahan tentang tujuan yang akan dicapai
4.Menyediakan evaluasi mandiri,
5.Memberi rangsangan kepada guru untuk kreatif
6.Menyampaikan
materi pembelajaran,
7.Membantu pebelajar yang memiliki kekhususan tertentu.
Peran media bagi penunjang pembelajaran antara lain:
1.Membuat kongkrit konsep yang abstrak
2.Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting
3.Memberikan pengganti pengalaman langsung
4.Mendekatkan obyek yang sukar atau berbahaya untuk didekati
5.Memberikan pengalaman segi pengamatan
6.Menyajikan perbedaan warna secara visual
7.Menyajikan informasi yang memerlukan gerak
C.PRINSIP
PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA
Dalam pemilihan media perlu adanya prinsip
yang dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahanpemilihan media.
Menurut Drs. Asep Herry (2007:39) Terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan
pertimbangan dalam pemilihan media, yaitu:
1.Tujuan
Pemilihan Media
Memilih
media yang digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran siswa, untuk informasi yang
bersifat umum atau untuk sekedar hiburan? Jika untuk tujuan pembelajaran apakah
untuk pengajaran kelompok ataua individu. Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan
dengan kemampuan siswa.
2.Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai
media merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan
ketrampilan pemilihan media pengajaran sehingga memungkinkan guruu mampu
menggunakan media yang bervariasi.
3.Alternatif Pilihan
Memilih pada
hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru
bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat
beberapa media yang dapat dibandingkan. Sehingga guru dapat memilih alternatif
media unyuk menunjang pembelajaran.
vMenggunakan
media untuk pembelajaran
Untuk menggunakan media pembelajaran seorang guru haruslah memperhatikan:
1.Memahami media yang akan digunakan dan dengan
menyajikan dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang media yang akan
digunakan.
2.Menyiapkan media dan mencobanya sebelum digunakan di
depan kelas.
3.Mengatur fasilitas dan lingkungan yang terkait dengan
penggunaan media, seperti tempat duduk,ventilasi, penerangan, suasana dan
kondisi kelas
4.Menyiapkan siswa, misal dengan menyampaikan garis
besar materi pelajaran, latar belakangnya, keuntungan mempelajarinya, atau
penekanan terhadap hal-hal penting
5.Menyediakan pengalaman belajar bagi siswa
D.KRITERIA PEMILIHANMEDIA
Menurur Asep Herry (2007) ada
beberapa kriteria umum pemilihan media, antara lain:
1.Kesesuaian dengan tujuan
2.Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3.Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa
4.Kesesuaian dengan teori
5.Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
6.Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung,
dan waktu yang tersedia
E.JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan penataan informasi dan lingkungan untuk
memfasilitasi belajar. Lingkungan adalah tempat terjadinya pembelajaran
sekaligus tempat dimana metode, media, dan peralatan yang diperlukan
menyampaikan informasi
dan membimbing siswa dalam belajar.
Menurut Asep Herry ( 2007:22) media pembelajaran
dibagi menjadi 3:
1.Media Visual
a.Media visual yang diproyeksikan
1)OHP dan Slide Projector: untuk memproyeksikan
gambar-gambar dan huruf-huruf melalui lembar plastik yang tembus cahaya
(transparan)
2)Opaque Projection: memproyeksikan benda-benda dan
gambar/huruf darimalajah atau lembar
kerja biasa.
3)Filmstrip ; untuk menampilkan gambar bergerak
b.Media Visusl Tidak Diproyeksikan
1)Gambar Fotografik
2)Grafi:grafik, bagan, diagram dan poster.
3)Media tiga dimensi :
·Medial realia :alat bantu visual dalam pembelajaran
yang memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct experinces) contoh :mata
uang antar negara, binatang, tumbuhan.
·Media model: media berupa tiruan dari beberapa objek
nyata, seperti objek yang terlalu jauh, terlalu besar, terlalu rumit dan
terlalu kecil untuk dipelajari siswa wujud aslinya. Media model dibagi menjadi
6 jenis media:
a)Model padat : memperlihatkan sisi permukaan dari suatu
objek. Contoh: patung para pahlawan, patung binatang.
b)Model penampang: media dimana apabila permukaannya
dipotong atau diangkatterlihat susunan
didalamnya. Contoh : model lapisan bumi,model telinga manusia.
c)Model susun:model mediayang menggambarkan beberapa bagian objek
yanglengkap atau yang dianggap penting.
Contoh: torso yang memperlihatkan anatomi tubuh manusia.
d)Model kerja: menggambarkan cara kerja suatu alat.
Contoh: model mesin uap, model pesawat telepon
e)Mock-up: penyederhanaan dari dari susunan bagian pokok
suatu proses yang rumit. Contoh: sistem peredaran darang, jaringan listrik pedesaan.
f)Diorama : media yang memberikan gambaran suasanaatau keadaan suatu objek. Contoh: diorama
keadaan laut.
2.Media Audio
Media yang
mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar. Jenis media audio, antara lain:program kaset suara,CD audio, dan radio.
3.Media
Audio-Visual
Sesuai namanya, media ini merupakan kombinasi antara
audio dan visual yang disebut dengan media pandang-dengar. Dalam penggunaan
media audio-visual guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan
bagi siswa untuk belajar. Contoh media audio-visual, antara lain: video,
televisi pendidikan, program slide suara dan CD interaktif.
Klasifikasi
Media menurut Anderson (1993) :
No
Gol Media
Contoh
Media Instruksional
1
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD
2
Bahan Cetak
Gambar/foto, buku, modul, grafis, dll
3
Audio cetak
Modul cetak dengan g kaset,SRP dengan bahan penyerta
4
Visual Proyeksi Diam
Film bingkai (slide), trasnparansi
5
AV Proyeksi Diam
Film bingkai suara
6
Visual Gerak
Film gerak tanpa suara (film bisu)
7
AV Gerak
Video, TV, VCD
8
Objek fisik
Benda nyata,model, specimen
9
Komputer
Multimedia, e-learning
F.ALAT PERAGA
1.Pengertian
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif
dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat peraga merupakan salah satu komponen
penentu efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak
menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga
merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan
tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat
peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk
meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba,
dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar
menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit
yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Kata
kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai
Manfaat , dalam arti segala sesuatu alat yang dapat menunjang
keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi
atau pesan pembelajaran. Ada istilah lain dari alat peraga ini,
diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.
Sebagai
ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam
televisi bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke kelas,
kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi
dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada siswa sehingga siswa
memahami kenapa gambar terlihat pad alayar televisi. Dalam ilustrasi tersebut
kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga , bukan sebagai media.
2.Tujuan dan Bentuk Alat Peraga
Tujuan menggunakan alat peraga :
a.memperjelas informasi atau pesan pembelajaran
b.memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
c.memberi variasi dalam pengajaran
d.memperjelas struktur pengajaran
e.memotivasi siswa belajar.
Bentuk alat peraga bisa seperti :
a.Buku, koran, majalah (bahan-bahan cetakan)
b.Alat-alat audio dan visual
c.Sumber-sumber masyarakat( monumen,candi
dan peninggalan sejarah lainnya)
d.Koleksi benda-benda seperti
benda-benda mata uang kuno
e.Perilaku guru ketika mengajar yang
dicontokan kepada siswa.
3.Pemilihan
Alat Peraga
Terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk
pembelajaran masa kini terutama jika melihat karakteristik KBK, yaitu mencakup:
a.kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi
pengajaran atau jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa;
b.kemudahan dalam memperoleh alatnya dan kemudian dalam
perancangannya;
c.kemudahan dalam penggunaannya;
d.terjamin keamanan dalam penggunaannya;
e.kemampuan dana;
f.kemudahan dalam penyimpanan, pemeliharaan dan
sebagainya.
4.Mendesain Alat Peraga
Mendesai alat peraga dapat pula berarti menampilkan bentuk asli atau memodifikasi
benda asli menjadi sebuah model tertentu.
Sebelum kita
membuat alat peraga sederhana terlebih dahulu kita harus menganalisis materi
IPA. Sarana utama dari menganalisis materi IPA adalah :
a.Terjabarnya tema/materi pokok/pokok bahasan
b.Terpilihna pendekatan dan metode yang efektif dan
efisien
c.Terpilihnya
alat peraga atau sarana pembelajaran yang tepat atau cocok
d.Terjadinya alokasi yang sesuai.
Dalam
menganalisis tersebut perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
a.Metode dan pendekatan seperti apa yang sesuai ?
b.Apakah diperlukan alat peraga ?
c.Bagaimana pengelolaan kelas bila mengerjakan metode
percobaan ?
d.Bagaimana cara mendesain alat peraga ?
Dalam mendesain alat peraga perlu memperhatikan konsep yang mendasari
kegunaan alat atau prinsip kerja alat tersebut.
Ada tiga kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik :
a.Kelayakan Praktis
yaitu atas
dasar praktis yakni :
1)Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga
2)Ketersediaan alat peraga dilingkungan belajar setempat
3)Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4)Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya
5)Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah
dipergunakan pada waktu kapan dan digunakan oleh siapa saja.
b.Kelayakan teknis / pedagogis
yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu:
1)Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2)Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang
optimal
c.Kelayakan Biaya.
Disamping itu alat peraga sederhana yang kita buat harus memiliki nilai
bantu terhadap pelajaran yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis,
yaitu hasil interaksi dari kegunaan alat peraga dengan yang dibutuhkan
dalam proses belajar mengajar.
5.Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga
yaitu:
·Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran
menjadi lebih menarik
·Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya
·Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa
tidak akan mudah bosan
·Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
:mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan alat peraga yaitu:
1.Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak
menuntuk guru.
2.Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3.Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki
karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa
alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
1.Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
2.Bentuk dan warnanya menarik.
3.Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
4.Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
5.Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit
pemahaman)
6.Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7.Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman
)
8.Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya
konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
9.Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau
berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu:
dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil
dari susunannya ) dan lain-lain.
10.Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah
lipat (banyak ).
DAFTAR
PUSTAKA
Ari, Widodo,dkk. 2007. Pendidikan IPA
SD. Bandung : UPI PRESS
Hernawan, Asep Herry,dkk. 2007. Medi Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung :
UPI PRESS