Kamis, 09 Januari 2014

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PESTASI BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar (Sadirman, 2004). Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.
Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentU (Nashar, 2004:11). Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.
IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, dapat memberikan peranan dan pengalaman bagi siswa. Hasil pembelajaran IPA pun dapat sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa. Baik itu motivasi internal maupun motivasi eksternal. Pembelajaran IPA dilakukan dengan berbagai upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar, dalam hal ini belajar IPA.
Slameto (2003) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu. 
Mohamad Surya (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap, pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebgain berikut: “pembelajaran ialah suatu proes yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamn individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
·           Motivasi Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
 Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991 ; Biggs dan Tefler, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006)
Untuk peningkatan motivasi belajar menurut Abin Syamsudin M (1996) yang dapat kita lakukan adalah mengidentifikasiv beberapa indikatoryna dalam tahap-tahap tertentu. Indikator motivasi antara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi kegiatan, 3) Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4) Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan untuk\ mencapai tujuan, 6) Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat kualifikasi prestasi, 8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
·           Prestasi Belajar
Poerwanto (2007) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport” Selanjutnya Winkel (1997) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya” Sedangkan menurut Nasution, S (1987) prestasi belajar adalah “ kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. (G Hamdu, L Agustina - Jurnal Penelitian Pendidikan, 2011 - jurnal.upi.edu)

Kamis, 02 Mei 2013

MEDIA PEMBELAJARAN DAN ALAT PERAGA



A.           PENGERTIAN
Media Belajar  merupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa: pesan, orang, alat, bahan, teknik dan lingkungan.  Menurut Heinich dkk (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan  kepada penerima pesan. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengna menggunakan proses pembelajaran tertentu yang disebut metode. Beberapa pengertian media menurut para ahli, yaitu:
1.      Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989)
2.      Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schram, 1977)
3.      Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk perangkat kerasnya (NEA, 1969)
4.       Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)
5.      Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Gagne, 1970)
6.      Alat saluran komunikasi (Heinich, 1993)
Media pembelajaran selalu terdiri atas 2 (dua) unsur penting, untuk penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan  yang dibawanya (message / software). Dengan demikian perlu diperhatikan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan tersebut, namun pesan / informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Dengan demikian media pembeljaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pembelajar sehingga mendorong terjadinya kegiatan belajar/ suatu alat untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik dengn tujuan untuk  pembelajaran.

B.       TUJUAN DAN PERAN MEDIA PEMBELAJARAN
Tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Dan tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain :
1.    Meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran
2.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
3.     Memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai
4.    Menyediakan evaluasi mandiri,
5.    Memberi rangsangan kepada guru untuk kreatif
6.     Menyampaikan materi pembelajaran,
7.    Membantu pebelajar yang memiliki kekhususan tertentu.
Peran media bagi penunjang pembelajaran antara lain:
1.    Membuat kongkrit konsep yang abstrak
2.    Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting
3.    Memberikan pengganti pengalaman langsung
4.    Mendekatkan obyek yang sukar atau berbahaya untuk didekati
5.    Memberikan pengalaman segi pengamatan
6.    Menyajikan perbedaan warna secara visual
7.    Menyajikan informasi yang memerlukan gerak

C.      PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA
Dalam pemilihan media perlu adanya prinsip yang dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahanpemilihan media. Menurut Drs. Asep Herry (2007:39) Terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan pertimbangan dalam pemilihan media, yaitu:
1.     Tujuan Pemilihan Media
Memilih media yang digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran siswa, untuk informasi yang bersifat umum atau untuk sekedar hiburan? Jika untuk tujuan pembelajaran apakah untuk pengajaran kelompok ataua individu. Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan dengan kemampuan siswa.
2.    Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan ketrampilan pemilihan media pengajaran sehingga memungkinkan guruu mampu menggunakan media yang bervariasi.
3.    Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan. Sehingga guru dapat memilih alternatif media unyuk menunjang pembelajaran.
v Menggunakan media untuk pembelajaran
Untuk menggunakan media pembelajaran seorang guru haruslah memperhatikan:
1.      Memahami media yang akan digunakan dan dengan menyajikan dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang media yang akan digunakan.
2.      Menyiapkan media dan mencobanya sebelum digunakan di depan kelas.
3.      Mengatur fasilitas dan lingkungan yang terkait dengan penggunaan media, seperti tempat duduk,ventilasi, penerangan, suasana dan kondisi kelas
4.      Menyiapkan siswa, misal dengan menyampaikan garis besar materi pelajaran, latar belakangnya, keuntungan mempelajarinya, atau penekanan terhadap hal-hal penting
5.      Menyediakan pengalaman belajar bagi siswa

D.    KRITERIA PEMILIHANMEDIA
Menurur Asep Herry (2007) ada beberapa kriteria umum pemilihan media, antara lain:
1.    Kesesuaian dengan tujuan
2.    Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3.    Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa
4.    Kesesuaian dengan teori
5.    Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
6.    Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia

E.       JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan penataan informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar. Lingkungan adalah tempat terjadinya pembelajaran sekaligus tempat dimana metode, media, dan peralatan yang diperlukan menyampaikan informasi
dan membimbing siswa dalam belajar.
Menurut Asep Herry ( 2007:22) media pembelajaran dibagi menjadi 3:
1.         Media Visual
a.       Media visual yang diproyeksikan
1)      OHP dan Slide Projector: untuk memproyeksikan gambar-gambar dan huruf-huruf melalui lembar plastik yang tembus cahaya (transparan)
2)      Opaque Projection: memproyeksikan benda-benda dan gambar/huruf dari  malajah atau lembar kerja biasa.
3)      Filmstrip ; untuk menampilkan gambar bergerak
b.      Media Visusl Tidak Diproyeksikan
1)      Gambar Fotografik
2)      Grafi:grafik, bagan, diagram dan poster.
3)      Media tiga dimensi :
·      Medial realia :alat bantu visual dalam pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct experinces) contoh :mata uang antar negara, binatang, tumbuhan.
·      Media model: media berupa tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu jauh, terlalu besar, terlalu rumit dan terlalu kecil untuk dipelajari siswa wujud aslinya. Media model dibagi menjadi 6 jenis media:
a)      Model padat : memperlihatkan sisi permukaan dari suatu objek. Contoh: patung para pahlawan, patung binatang.
b)      Model penampang: media dimana apabila permukaannya dipotong atau diangkat  terlihat susunan didalamnya. Contoh : model lapisan bumi,model telinga manusia.
c)      Model susun:model media  yang menggambarkan beberapa bagian objek yang  lengkap atau yang dianggap penting. Contoh: torso yang memperlihatkan anatomi tubuh manusia.
d)     Model kerja: menggambarkan cara kerja suatu alat. Contoh: model mesin uap, model pesawat telepon
e)      Mock-up: penyederhanaan dari dari susunan bagian pokok suatu proses yang rumit. Contoh: sistem peredaran darang, jaringan listrik pedesaan.
f)       Diorama : media yang memberikan gambaran suasana  atau keadaan suatu objek. Contoh: diorama keadaan laut.
2.         Media Audio
Media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio, antara lain:program kaset suara,  CD audio, dan radio.
3.         Media Audio-Visual
Sesuai namanya, media ini merupakan kombinasi antara audio dan visual yang disebut dengan media pandang-dengar. Dalam penggunaan media audio-visual guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Contoh media audio-visual, antara lain: video, televisi pendidikan, program slide suara dan CD interaktif.

Klasifikasi Media menurut Anderson (1993) :
No
Gol Media
Contoh Media Instruksional
1
Audio
Kaset audio, siaran radio, CD
2
Bahan Cetak
Gambar/foto, buku, modul, grafis, dll
3
Audio cetak
Modul cetak dengan g kaset,  SRP dengan bahan penyerta
4
Visual Proyeksi Diam
Film bingkai (slide), trasnparansi
5
AV Proyeksi Diam
Film bingkai suara
6
Visual Gerak
Film gerak tanpa suara (film bisu)
7
AV Gerak
Video, TV, VCD
8
Objek fisik
Benda nyata,  model, specimen
9
Komputer
Multimedia, e-learning

F.       ALAT PERAGA
1.        Pengertian
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat  alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai  dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi  seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.

Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai Manfaat , dalam arti segala sesuatu  alat yang dapat menunjang keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran.  Ada istilah lain dari alat  peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.
Sebagai ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam televisi  bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke kelas, kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada siswa sehingga siswa memahami kenapa gambar terlihat pad alayar televisi. Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga , bukan sebagai media.
2.    Tujuan dan Bentuk Alat Peraga
Tujuan menggunakan alat peraga :
a.    memperjelas informasi atau pesan pembelajaran
b.    memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
c.    memberi variasi dalam pengajaran
d.   memperjelas struktur pengajaran
e.    memotivasi siswa belajar.
Bentuk alat peraga bisa seperti :
a.        Buku, koran, majalah (bahan-bahan cetakan)
b.      Alat-alat audio dan visual
c.       Sumber-sumber masyarakat( monumen,candi dan peninggalan sejarah lainnya)
d.      Koleksi benda-benda seperti benda-benda mata uang kuno
e.        Perilaku guru ketika mengajar yang dicontokan kepada siswa.

3.    Pemilihan Alat Peraga
Terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk pembelajaran masa kini terutama jika melihat karakteristik KBK, yaitu mencakup:
a.         kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang akan  dilakukan oleh siswa;
b.         kemudahan dalam memperoleh alatnya dan kemudian dalam perancangannya;
c.         kemudahan dalam penggunaannya;
d.        terjamin keamanan dalam penggunaannya;
e.         kemampuan dana;
f.          kemudahan dalam penyimpanan, pemeliharaan dan sebagainya.
4.    Mendesain Alat Peraga
Mendesai alat peraga dapat pula berarti menampilkan bentuk asli atau memodifikasi benda asli menjadi sebuah model tertentu.
Sebelum kita membuat alat peraga sederhana terlebih dahulu kita harus menganalisis materi IPA. Sarana utama dari menganalisis materi IPA adalah :
a.         Terjabarnya tema/materi pokok/pokok bahasan
b.         Terpilihna pendekatan dan metode yang efektif dan efisien
c.          Terpilihnya alat peraga atau sarana pembelajaran yang tepat atau cocok
d.        Terjadinya alokasi yang sesuai.
Dalam menganalisis tersebut perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
a.         Metode dan pendekatan seperti apa yang sesuai ?
b.         Apakah diperlukan alat peraga ?
c.         Bagaimana pengelolaan kelas bila mengerjakan metode percobaan ?
d.        Bagaimana cara mendesain alat peraga ?
Dalam mendesain alat peraga perlu memperhatikan konsep yang mendasari kegunaan alat atau prinsip kerja alat tersebut.
Ada tiga kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik :
a.        Kelayakan Praktis
yaitu atas dasar praktis yakni :
1)         Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga
2)        Ketersediaan alat peraga dilingkungan belajar setempat
3)        Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4)        Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya
5)        Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu kapan dan digunakan oleh siapa saja.
b.        Kelayakan teknis / pedagogis
yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu:
1)        Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2)        Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal
c.         Kelayakan Biaya.
Disamping itu alat peraga sederhana yang kita buat harus memiliki nilai bantu terhadap pelajaran yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis, yaitu hasil interaksi dari kegunaan alat peraga dengan  yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
5.        Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
     Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu: 
·       Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
·       Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
·       Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan 
·       Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan alat peraga yaitu: 
1.    Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
2.    Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan 
3.    Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
1.         Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
2.         Bentuk dan warnanya menarik.
3.         Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
4.         Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
5.         Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
6.         Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7.         Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
8.         Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
9.         Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
10.         Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).


 
























DAFTAR PUSTAKA

Ari, Widodo,dkk. 2007. Pendidikan IPA SD. Bandung : UPI PRESS
Hernawan, Asep Herry,dkk. 2007. Medi Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS